Senin, 05 November 2012

Mbaru Niang Wae Rebo


Setiap suku dan adat istiadat pasti memiliki rumah tradisional masing masing, nah di sebuah desa di Flores terdapat sebuah suku bernama Wae Rebo yang memiliki rumah adat terunik se-Indonesia.






Suku ini terletak di desa Wae Rebo yang bisa ditempuh 4 jam perjalanan darat dari Ruteng dengan medan berkelok menuju Desa Dintor.

Dari Dintor, jalan langsung menanjak. Melewati pematang sawah dan jalan setapak dari Sebu sampai Denge. Tak sampai di situ, perjalanan masih berlanjut menuju Sungai Wae Lomba. Barulah setelah sungai itu, Anda akan tiba di Desa Wae Rebo.

Nah di desa ini kamu akan menemui kehidupan suku Wae Rebo yang masih sangat alami, jika kamu berkunjung ke desa ini maka kamu akan melihat rumah adat suku ini yang sangat unik.

Rumah adat milik suku Wae Rebo ini disebut Mbaru Niang. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai. Setiap lantainya memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda.

Pada lantai pertama rumah ini yang disebut lutur atau tenda akan di gunakan oleh si pemilik rumah untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

Lantai kedua yang disebut lobo, adalah tempat menyimpan bahan makanan atau barang. Lantai ketiga yang disebut lentar, adalah tempat menyimpan benih tanaman hasil bercocok tanam.

Lantai empat, disebut lempa rae, adalah tempat menyimpan stok cadangan makanan yang berguna saat hasil panen kurang banyak.

Sedangkan pada lantai kelima yang terdapat di puncak rumah digunakan untuk menyimpan aneka sesajian si pemilik rumah.

Rumah adat Mbaru Niang ini jika dilihat sekilas maka akan mirip seperti rumah adat suku Dani di Papua. Namun, bentuk kerucut di Mbaru Niang lebih mendominasi bangunan dengan atap yang hampir menyentuh tanah. Atap yang digunakan rumah adat Mbaru Niang ini menggunakan daun lontar.

Jika kamu mengunjungi rumah adat ini maka si pemiliki rumah tidak akan ragu untuk mengajak kamu masuk ke dalam rumahnya untuk melihat-lihat keunikan rumah adat suku mereka.

Kamis, 23 Agustus 2012

Tombo Toso-Dimar (Pelangi)

Beo de darat, beo bate ka’engd one pong-pong agu one sangged temek (rawa) agu du haju pongkos ata rintengd olod. Jari eme cai usang ta’a ko usang mela, manga itad lite cambu-cambud (kadang-kadang) one pong ko du temek ata cengit keta, wendarn toso-dimar (pelangi) one mai pong benca kole one pong haed. Eme wendary toso-dimar hitu, ita lite manga sua tarad, ta’a (hijau) atu waray (merah). Nuk dite toso-dimar tu’ung, kaling po pari ceca (jemur pakaian) de darat.

Eme manga toso-dimar nenggitu, re’ing keta anak koe lata tu’a te toso (menunjuk) le lime toso dimar hitu. Ai eme toso le lime leng lite toso dimar hitu, tompok (buntung) tai lime dite. Jari eme poli toson lite paka domek kole nggerwa dua riti de ru lime rempa hitu te toso laing hitu bo. Agu eme kudut te gelang moran toso dimar paka pande neho runing mbet ite.

Tombo tara mangan Rana Mese

Tombo tara mangan Rana Mese

Tombo rani taud Rana Mese agu Rana Hembok. One danong sano Rana Mese toe danga mesen. Maik sano Rana Hembok mese da’at.

Ca leso, ise te sua kudut rampas taud. Rajan rampas dise te sua situ, ai tae de Rana Hembok: “Aku rajan latang kudut perenta hau”. Maik tae diha sano Rana Mese: “Toe hau, aku kali raja”. Mai tae diha Rana Hembok: “Neka perenta le hau sano Rana Rawuk, Rana Ka. Agu sangged ro’eng Mandu Sawu, Tado Walok, Kasi Teno, Ngando Lawa agu Nggolong Tede. Sangged situ paka perenta laku taung”. Tae de sano Rana Mese: “Toe nganceng le haus perentad. Paka laku taungs perentad”. Poli gangga hitu, hitu mangan rampas tau, lete leso rampas taud.

Ca leso, cai one ruis sano Rana Mese sua taud ata manusia tu’ung, one mai beo Mano. Ata sua situ kole kawe wua. Ise weleng, toe pecing kole salang. Mai tae data darat one mai sano Rana Mese: “Mai keta nemaid ite ta, keraeng?” Wantil dise: “Ami one mai beo Mano, ata kole one mai puargm”. “Campe koe ami ta, keraeng,” tegi data darat situ. “Kudut te co’o, keraeng?” wantil dise: “Kudut rampas tau agu darat Rana Hembok keraeng,” tae diha. “Di’a keraeng,” tae dise.

Poli hitu wangka rampas taud ise. Korung dise, one mai tuna. Agu wokat one mai kuse. Woko peke le darat Rana Hembok ise ata Mano le tuna agu le kuse, toe manga beti cekoen one weki dise. Agu sangged tuna ata peke dise ndapu lise pati sua, latang te hang dise. Woko ise ita pande data Mano situ, rantang ketas ise. Beheng ge wa rampas dise, taungs tuna de darat situ. Ata Mano sua tau sio, paki keta taungs darat sano Rana Hembok. Itu tara toe mesen Rana Hembok dengkir agu te ho’on. Ai poli rudu de Rana Mesen danong. Agu du poli rampas hitu ata Mano sio, tei wina le darat gici cad. Wiga sangged ata Mano danong, pecing janto keta taungs.


Sumber: Manggarai Texts V, 1978

Manfaat Keringat

Manfaat Keringat

Karena takut haus dan capek, seringkali kita menghindari banyak agar tak berkeringat. Bahkan, ada beberapa orang yang sama sekali tak mau berkeringat, walau sedang tidak di bulan puasa. Jalan sedikit, malas. Keluar dari kenyamanan ruangan ber-AC apalagi.

Sesungguhnya, ada banyak manfaat berkeringat bagi tubuh. Yakni, diantaranya:

1. Membuang racun dari tubuh


Berkeringat dapat membersihkan zat berbahaya seperti alkohol, kolesterol dan garam dari tubuh. Penelitian menemukan bahwa 30% racun dari tubuh dibuang lewat keringat. Ginjal membutuhkan waktu 24 jam untuk mengeluarkan racun berbahaya dari tubuh, namun berkeringat menghilangkan racun lebih cepat.


2. Memperlancar sirkulasi darah


Berkeringat juga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ketika tubuh memanas dan mengeluarkan keringat, jantung bekerja lebih keras untuk meningkatkan sirkulasi darah. Mekanisme ini bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang.


3. Mempercantik kulit


Keringat mengandung sejumlah kecil antibiotik yang dapat melawan bakteri yang ditemukan secara alami pada kulit. Berkeringat juga dapat membersihkan pori-pori yang sehingga membuat kulit terlihat cerah dan halus. Banyak berkeringat juga dapat memperlambat tanda-tanda penuaan dini dan mengurangi efek kerusakan kulit.


4. Membakar kalori


Berkeringat juga bisa membantu menurunkan berat badan. Ketika tubuh dipanaskan saat berolahraga, lemak dalam tubuh larut dalam air dan keluar dari tubuh lewat keringat. Berkeringat dapat membakar 300 kalori per jam.


5. Menurunkan stres


Keringat tidak secara langsung dapat menurunkan stres atau meningkatkan suasana hati. Namun, meningkatkan panas tubuh dengan berolahraga atau sauna memiliki efek positif. Endorfin dan bahan kimia lainnya yang dilepaskan saat berolahraga secara alamiah meningkatkan mood dan menurunkan stres.


Sumber:
jadigitu

Selasa, 05 Juni 2012

Pong Dode (Mano)

One ca ulung wae teku data Mano manga ca pong. Ngasangn Pong Dode. Danong Pong Dode hitu keting keta lata kafir, landing le cengit keta bail. Lut tombo agu imbi de rud ise ata Mano, ceing ata ngo one pong hitu, toe te toe ata hitu paka matay. Agu omo ngo one baling pong hitu, neka cako can haju. Omo ceing ata cako haju, hia hitu beti kole.

Lut imbi data Mano, one pong manga do darat agu kaba de darat, kaba bakok agu ca kode balo. Agu one pong hitu nete-neteng leso ngai taung nus api. Jari hitu nus api de darat lut imbi data Mano.

Lete cengka sekola one Mano, ise tombo agu tuang Yansen. Ca leso ele gula, Tuang ngo one pong hitu ba agu wae berkak kudut mber sangged jing da’at, lut imbi data kafir. Lete tuang poli wewas wae berkak one hitu agu tuang susung anak koe sekolah kudut poka sangged haju one pong hitu. Agu ata kafir rantang keta. Agu gereng lise pisa leso cala anak koe sekolah ata ngo one hitu matas. Neho rapang ca minggu behengn. Toe manga jari apa-apa. Ata kafir imbi tu’ung agama serani. Maik ca ntaung poli hitu ata iwod ogo koles te ngo senget ajar de guru agama.

Sumber: Manggarai Texts, Propinsi SVD Ruteng, 1978