KEUSKUPAN RUTENG
Sejarah Singkat Pertumbuhan dan Perkembangan Gereja Katolik di Keuskupan Ruteng
Gereja pada prinsipnya memiliki sejarah. Demikian halnya dengan Gereja Manggarai. Gereja Manggarai bertumbuh dan berkembang sesuai periode waktu dan sesuai situasi zaman. Fakta pertumbuhan dan perkembangan Gereja Manggarai yang mengarah kepada Gereja masa depan terekam jelas dari penghayatan iman umat serta perkembangan jumlah umat. Demikian halnya dengan pertambahan jumlah hierarki Gereja. Bagaimana persis pertumbuhan dan perkembangan Gereja Manggarai, semuanya dibahas dalam beberapa periode waktu pertumbuhan dan perkembangan.
Periode Misionaris Jesuit (Sebelum Tahun 1914)
Misionaris Jesuit merupakan imam yang pertama kali mengunjungi wilayah barat Manggarai pada tahun 1910-1911. Pastor Engbers SJ, sebagai Pastor tetap untuk Sikka, pada tanggal 14-19 Juni 1911 dengan menumpang kapal kapten De Kock datang dari Maumere ke Labuan Bajo. Dia mengunjungi orang Katolik asal Larantuka yang bekerja sebagai penyelam mutiara di Labuan Bajo. Di Labuan Bajo, Pastor Engbers mempermandikan anak-anak Larantuka. Dalam kunjungan tersebut, beberapa kali misionaris singgah dan berpastoral juga di Reo.
Pada tanggal 17 Mei 1912, Pater Loojmans SJ membaptis orang Manggarai yang pertama masuk agama Katolik di Reo. Mereka adalah Katarina, Henricus, Agnes Mina, Saecilia Weloe, dan Helena Loekoe. Mereka dibaptis dalam usia dewasa dan langsung menerima sakramen nikah suci pada hari yang sama.
Periode Awal Karya Misionaris SVD (tahun 1914-1920)
Pada bulan Oktober 1914, Mgr Petrus Noyen SVD berlayar ke Reo, Labuan Bajo, kemudian ke Ruteng. Hal yang sama dia lakukan pada bulan November 1915. Dari tahun 1916-1920, P. Wilhem Baack SVD selaku inspektur sekolah misi menjelajahi wilayah Manggarai dari jurusan Timur: Waemokel, Borong, Sita, Ruteng, Reo, sambil merayakan ekaristi dan mempermandikan umat.
Periode Pembentukan Struktur Hirarki (Tahun 1920-1961)
Stasi-stasi induk misi katolik mulai dibentuk dari tahun 1920-1924. Pada tanggal 23 September 1920 didirikan stasi induk Ruteng sebagai pusat wilayah misi Manggarai bagian tengah. Stasi ini dipimpin oleh P. Bernhard Glaneman SVD yang berdomisili di Ruteng. Pada tanggal 6 Maret 1921, P. Wilhem Yansen SVD menetap di Lengko Ajang sebagai pusat misi di wilayah Manggarai Timur. Pada tanggal 6 April 1924, P. Franz Eickmann SVD datang ke Rekas sebagai pusat wilayah misi di Manggarai Barat. Pada tahun 1925 sudah ada dua paroki dengan 7036 umat di Manggarai.
Gereja Katolik Manggarai mendapat status dekenat dengan Deken pertamanya P.Thomas Koning, SVD pada tanggal 29 September 1929. Pada tahun ini mulai dirintis pembangunan Gereja Katedral yang kemudian baru selesai dibangun tahun 1931. Pembangunan Gereja Katedral merupakan simbol awal persatuan Gereja Katolik Manggarai. Kemudian Dekenat Manggarai ditingkatkan statusnya menjadi Vikariat Apostolik Ruteng dengan Vikaris Apostolik pertama P. Wilhelmus Van Bekkum SVD pada tanggal 8 Maret 1951, kemudian P. Wilhelmus Van Bekkum SVD dithabiskan menjadi Uskup pada tanggal 13 Mei 1951.
Periode Sebagai Keuskupan (1961 – sekarang)
Dalam periode ini telah ada tiga Uskup yang berturut-turut memimpin keuskupan Ruteng. Pertama, masa Episcopat Mgr. Wilhelmus Van Bekkum SVD. Vikariat Apostolik Ruteng berubah status menjadi keuskupan pada tanggal 3 Januari 1961 dengan Uskup pertama Mgr. Wilhelmus Van Bekkum SVD. Pada masa ini mulai diletakkan dasar untuk secara intensif dimulai karya penyebaran iman, karya inkulturasi, dan mulai merintis pemandirian di bidang ketenagaan. Tanggal 31 Januari 1972, Mgr Wilhelmus Van Bekkum SVD dengan hormat dibebaskan dari tugas dan jabatannya sebagai Uskup Ruteng.
Kedua, masa Episcopat Mgr. Vitalis Djebarus SVD. Sejak 31 Januari 1972, P. Vitalis Djebarus SVD diangkat menjadi administrator Apostolik keuskupan Ruteng. Kemudian pada tanggal 5 Mei 1973 dithabiskan menjadi Uskup Ruteng yang kedua. Pada tanggal 4 Januari 1981, Mgr, Vitalis Djebarus SVD, dibebaskan dari tugas dan jabatannya sebagai Uskup Ruteng dan sekaligus diangkat menjadi Uskup Denpasar.
Ketiga, masa Episcopat Mgr. Eduardus Sangsun SVD. Pada tanggal 3 Desember 1984, Mgr. Eduardus Sangsun SVD, diangkat oleh Takhta Suci menjadi Uskup Ruteng. Pada tanggal 25 Maret 1985 beliau dithabiskan menjadi Uskup Ruteng ketiga sampai sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar