Minggu, 11 Maret 2012

RUTUNG AGU WELA TIMUNG

Dahulu kala, ada seorang gadis yang mempunyai seorang kakak yang bernama Wela Timung. Wela Timung bersuamikan ata maeng mese “penjudi kelas kakap”. Jika kala berjudi suaminya marah-marah. Karena terus menerus kalah judi, suaminya menjual kekayaannya seperti kerbau, kuda, sapi, dan juga tanah. Setelah semua itu ludes, lelaki biadab itu minta perhiasan istrinya untuk digadaikan. Demi kasih sayang kepada suami, Wela Timung memberikan semua perhiasannya. Itupun belum cukup. Terakhir, suami yang semakin biadab itu menjual istrinya kepada orang kaya. Pasti, istri yang beradab ini tidak mau. Prinsipnya lebih baik mati daripada diperlakukan sebagai binatang oleh suami sendiri. Karena itu, suami memukul dan menendang Wela Timung sampai mati.
Adiknya yang berniat mengunjungi Wela Timung sangat terkejut ketika kakaknya sudah menjadi mayat. Suami Wela Timung dan komplotannya segera mengikat gadis itu pada tiang di kolong rumah. Saat itulah seekor rutung yang jumlahnya jutaan itu segera menggali terowongan sebagai jalan bagi si gadis. Si gadis pun selamat sampai di rumah orang tuanya. Namun pada saat yang sama, arwah kakaknya tidak di rumah yang sama. Gadis itu berteriak histeris sambil memberitahukan kematian kakaknya hingga arwah itu menghilang. Untuk balas jasa kepada rutung, orang tua gadis itu dan semua turunannya bersumpah untuk tidak makan daging rutung. Itulah sebabnya turunan tersebut ceki rutung tidak makan landak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar